Sabtu, 20 Februari 2010

ARSITEKTUR PALEMBANG

arsitektur palembang

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Arsitektur adalah ilmu yang mempelajari tentang metode desain dan proses perancangan suatu bangunan. Dalam mendalami ilmu arsitektur, kita akan mempelajari sub-disiplin ilmu lain yang mendukung dan merupakan bagian dari ilmu arsitektur itu sendiri. Salah satu sub-disiplin ilmu arsitektur adalah Pengantar Teknologi Bahan.
Teknologi Bahan adalah suatu ilmu yang memepelajari tentang material yang digunakan untuk dapat membangun suatu bangunan dengan baik dan memepelajari teknik untuk membangun suatu bangunan.
Pengantar Teknologi Bahan merupakan salah satu mata kuliah di jurusan Arsitektur. Manfaat dari mempelajari Pengantar Teknologi Bahan adalah agar kita sebagai mahasiswa jurusan Arsitektur mengetahui perkembangan teknologi terbaru khususnya yang berhubungan dengan bidang arsitektur, sehingga dapat membantu kita dalam memecahkan masalah arsitektur. Selain itu agar kita mengetahui berbagai bahan yang dapat digunakan dalam perancangan suatu bangunan dan dapat memilih bahan yang tepat untuk suatu bangunan.


1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas yang diberikan oleh dosen kami pada mata kuliah Pengantar Teknologi Bahan
Tujuan dari penulisan makalah ini agar kami sebagai mahasiswa arsitektur mengetahui teknologi bahan yang digunakan pada rumah tradisional dan dapat menerapkan teknologi modern dalam membangun sebuah rumah tradisional. Selain itu untuk menggugah kesaadaran kita dalam melestarikan kebudayaan tradisional bangsa kita agar tidak diklaim oleh bangsa lain.





1.3 Ruang Lingkup

Agar dapat menyusun makalah ini dengan baik, beberapa metode pencarian data – data telah kami jalani. Metode pertama yang kami lakukan adlah studi literatur di perpustakaan Universitas Gunadarma Kampus D. Disana kami memperoleh sebuah buku berjudul “Kompendium Sejarah Arsitektur” karangan Djauhari Sumintardja yang kemudian kami jadikan sebagai referensi.
Untuk menambah referensi, kami juga mencari data – data di internet, disana kami mendapat data – data yang cukup banyak mengenai topik yang kami pilih yaitu Arsitektur Tradisional Palembang.
Setelah mencari data – data lewat studi literatur, kami pun menjalani studi lapangan. Kami tidak datang langsung ke Kota Palembang mengingat ketiadaan dana untuk datang lansung kesana, sebagai solusinya kami mengunjungi Taman Mini Indonesia Indah karena disana terdapat berbagai contoh bangunan tradisional Nusantara, salah satunya bangunan tradisional Palembang. Kami pun mendapat banyak informasi disana dan mendokumentasikan bangunan tersebut untuk dimasukkan ke dalam makalah ini, agar informasi yang kami dapat memberikan informasi yang lengkap.


1.4 Hasil yang diharapkan

Hasil yang kami yang kami harapkan dalam penyusunan makalah ini adalah agar kita sebagai bangsa Indonesia pada umumnya dapat mengenali dan melestarikan kebudayaan bangsa kita sendiri agar tidak punah dan tidak diklaim oleh bangsa lain, dan sebagai mahasiswa Arsitektur kita dapat mempelajari ciri khas arsitektur budaya tradisional serta mempelajari teknologi bahan yang digunakanpada arsitektur tradisional Kota Palembang sehiungga kita dapat menerapkannya pada arsitektur modern ataupun kita dapat menerapkan teknologi modern dalam perancangan suatu bangunan tradisional, khususnya bangunan tradisional di Kota Palembang.


1.5 Sistematika Pembahasan

Makalah yang kami susun ini terdiri dari 3 bab. Bab pertama adalah Pendahuluan, bab kedua adalah Tinjauan Teori dan Pembahasan pada bab ketiga.
Bab Pendahuluan terdiri dari 5 sub-bahasan, yaitu: latar belakang yang memaparkan tentang definisi dari Teknologi Bahan serta manfaat mempelajarinya, ruang lingkup yang menjelaskan tentang tahapan – tahapan metode yang kami gunakan untuk mencari data – data, maksud dan tujuan yang memaparkan maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini, hasil yang diharapkan dan sub-bahasan terakhir adalah sistematika pembahasan yang berisi susunan makalah ini.
Bab Tinjauan Teori berisi tentang data – data yang kami peroleh mengenai sejarah penerapan teknologi bahan atau bangunan pada arsitektur tradisional, teknologi bahan atau bangunan yang digunakan serta jenis material yang dipakai.
Sedangkan pada bab Pembahasan berisi hasil studi lapangan kami di Taman Mini Indonesia Indah, serta penerapan teknologi bahan modern pada Rumah Limas Palembang.

Palembang adalah ibu kota sumatra selatan yang sebagian besar wilayahnya dialiri anak sungai musi, sehingga sebagian daratannya berupa rawa. Rumah tradisional palembang menyesuaikan dengan kondisi alam berupa rumah panggung yang dibangun di wilayah daratan dengan kondisi berawa, yang dikenal dengan rumah limas atau rumah bari.
Rumah Limas memiliki ciri – ciri sebagai berikut:
• Atap berbentuk limas (piramida terpenggal)
• Berdinding papan
• Lantainya bertingkat – tingkat (kijing)
• Memiliki ornament dan ukiran pada tiang, dinding dan plafonnya yang mencirikan identitas budaya palembang.
• Atap, dinding dan lantai bertopang di atas tiang –tiang yang tertanam di tanah

a. Pondasi
Ponasi disesuaikan dengan kondisi alam sekitar yang berawa, teknisnya menyerupai pondasi cakar ayam. Karena bentuk rumah berupa panggung maka digunakan pondasi setempat.
Tiang “cagak” berdiri di atas landasan papan tebal yang disebut “tapak-an cagak”. Tapak-an cagak yang saling menyilang dengan balok disebut “botek-an”. 30-40 cm




Dengan system ujung lobang bernama “puting” dan “lobang puting”


b. Kolom (soko)
Tiang kolom/soko pada rumah limas dibagi menjadi 2 yaitu soko guru(tiang utama) dan soko damas(tiang pendukung)
1. Soko Guru
“Soko Guru” Tiang utama yang terbuat dari kayu unglen yang berukiran yenta prada emas.
Pada tiang utama sejauh mungkin menghindari adanya sambungan. Tiang-tiang berbentuk bulat dengan diameter rata-rata 30 sampai 40 cm.
2. Soko Damas

“Soko Damas” adalah tiang pendukung yang berukiran transparan, di atas tiang bermotif kuncup dan kelopak melati (melambangkan sopan santun). Ukiran di bawah tiang bermotif pucuk rebung (makna: keagungan) dan bunga tanjung (makna: kebesaran). Tiang-tiang berbentuk kotak

System Sambungan Lantai dan Dinding
Untuk lantai dan dinding digunakan system sambungan yang sama, dengan istilah “system lanang betino” sesuai dengan artinya laki-laki dan perempuan papan-papan tegak ini saling mengait dan berpasangan. Di setiap kijing memiliki beda ketinggian sekitar 30cm-40cm. Pada bagian pengkeng ketinggian bertambah lagi 60 cm.
“System lanang-betino”



Sambungan antara tiang soko dengan papan dinding yang disusun tegak.

c. Atap

simbar
tanduk kambing

genteng bela boulo/
genteng Palembang
SIMBAR (tanduk menjangan atau cerum coronarium) sebagai:
- tumbuhan pelopor
-hidup di pohon tinggi tinggi.
Sifat ini dianalogikan dengan masyarakat palemabang yang mandiri.
Tanduk kambing
Pada atap rumah terdapat hiasan “tanduk kambing”atau disebut juga “daun pandan”, jumlah tanduk menunjukkan tingkat sosial pemilik rumah.
Atap limas
1. Berbentuk piramida terpenggal
2. Sudut kemiringan utama 600 dan 200
3. Untuk konstruksi utama atap (alang susunan) digunakan kayu seru, Kayu ini tidak boleh digunakan dibagian bawah, terinjak kaki

Detail kasaw,alang panjang dan soko pada atap.

kasaw(kaso)

alang panjang(ring balk)

soko

tumbukan kasaw(lisplang)




d. Pintu
Pintu terbuat dari kayu unglen dan petanang. Satu daun pintu memiliki lebar sekitar 60cm-70cm.


Letak soko, alang panjang dan jenang/kusen. Di setiap pertemuan konstruksi ada ujung dan lobangnya seperti “jalu” lawan ”spein dan “putting” lawan ”lobang putting”







e. Jendela
Jendela dibuat berpasangan, berada di kanan kiri. Pada setiap ruangan memiliki 2 pasang jendela. Lebar masing-masing jendela sekitar 60cm-70cm.
Pada bagian atas jendela dan pintu, terlihat jelas ukiran indah huruf Arab (kaligrafi) bertinta emas.







f. Tangga
Tangga ini terbuat dari papan kayu uglen.Terdiri dari 7 anak tangga berdasarkan filosofi 7 lapisan pegunungan - pengaruh Budhisme-.
Terdapat 4 tangga (2 di depan dan 2 disamping) semuanya menuju ke serambi. Model tangga lurus (single flight stairway) dilengkapi besi berbentuk tombak

g. Pagar tenggalong
Pagar tenggalong adalah pagar yang menjulang hingga plafon. Tujuan dari pagar di buat tinggi adalah agar anak perempuan tidak keluar sembarangan.


Denah




Potongan

3 komentar:

  1. kk kalau ingin jadi arsitek kuliah dmana ya?

    BalasHapus
  2. maaf baru bls sibuk skripsi dan nyari kerja jd gk buka2 blog,,
    klo mau swasta di gunadarma jg ada *skalian promo kampus sendiri*, tp klo liat yg bagus dan negeri klo menurut aq ya di itb fasilitas di sana lengkap bgt bwt mahasiswanya :)

    BalasHapus
  3. Punya kenalan mahasiswa arsitek yang bisa desain rumah ga di palembang? minta contactnya ya. trmksh

    BalasHapus